Minggu, 28 Desember 2014

RESENSI FILM 3 IDIOTS

RESENSI FILM 3 IDIOTS
Judul               : 3 idiot           
Jenis film         : drama komedi
Sutradara         : Rajkumar Hirani
Produksi          : Vidhu Vinod Chopra
Sekenario        : Abhijat Joshi
Durasi              : 164  menit
Tahun              : 2009
Pemain            : 
1.      Aamir Khan                (Rancho)
2.      Sharman Joshi             (Raju)
3.      Madhavan                   (Farhan)
4.      Kareena Kapoor          (Pia)
5.      Boman Irani                (Mr.Virus)
6.      Omi Vaidya                (Chatur)

SINOPSIS
Film ini menceritakan persahabatan 3 orang mahasiswa di salah satu universitas terkenal di india, 3 orang sahabat ini bernama Rancho (Aamir Khan), Farhan Qureshi (Madhavan) dan Raju Rastogi (Sharman Joshi). Persabatan mereka berawal ketika mereka menjadi teman sekamar dalam asrama. Dalam cerita film ini diceritakan racho adalah seorang mahasiswa yang sangat jenius sedangkan farhan dan raju merupakan mahasiswa yang biasa-biasa saja, namun persahabatan mereka sangat erat, senang dan sedih pun mereka lalui bersama.
Cerita dalam film ini Berawal dari datang nya seorang teman lama bernama Chatur Ramalingam (Omi Vaidya), Chatur kembali untuk menagih janji kepada rancho, farhan, dan raju yang mereka buat 10 tahun yang lalu untuk membuktikan siapa yang akan lebih sukses di masa depan, kedatangan cahtur ramalingam ini pula lah yang membuka kesempatan kepada farhan dan raju untuk bertemu kembali dengan rancho setelah sekian lama racho menghilang entah kemana, Farhan dan Raju pun mulai teringat beberapa peristiwa di masa lalu tentang Rancho dari mulai awal mereka bertemu yang banyak membawa perubahan dalam kehidupan mereka, sampai kisah cinta nya dengan Pia (Kareena Kapoor) anak seorang rector  kejam, bernama Virus (Boman Irani).
Racho menghilang setelah mereka lulus kuliah, tak ada seorang pun yang tau keberadaan racho. Maka dengan di temani chatur, raju dan farhan pun menempuh perjalanan jauh untuk mencari racho dan  akhirnya tiba lah mereka di sebuah rumah mewah, dan mereka menemukan Rancho. Namun yang mereka temui bukan lah racho teman mereka sewaktu kuliah  namun racho yang tidak mereka kenal, dan dari racho ini pula lah terbongkar siapa racho yang sebenarnya, racho yang mereka kenal selama ini adalah seorang joki untuk mendapat ijazah bagi seseorang yang bernama ranchoddas. Dan dari ranchoddas ini pula lah mereka menemukan alamat teman mereka.Ssetelah mereka menemukan pia yang hampir saja menikah, dan mereka pun melanjutkan pencarian mereka atas racho dan mencari tahu siapa racho sebenarnya.

KESIMPULAN
Setelah saya menonton film tersebut kita dapat pelajaran arti dari sebuah persahabatan. Bahwa persahabatan amat sangatlah penting, dan persahabatan tidak memandang kaya, miskin, pinter, bodoh, cakep ataupun jelek. Karena persahabatan tersebut hanya terlihat dari perjuangan seseoarang untuh sahabatnya, seperti pada film tersebut. Dan di film ini juga dapat memberikan pelajaran bahwa tidak semua yang ingin masuk keperguruan tinggi adalah orang yang kaya akan materi, tetapi orang yang memiliki kepintarannya pun bisa masuk keperguruan tinggi. Dengan keinginannya yang sungguh-sungguh kita dapat mencapai cita-cita yang setinggi langit.
Keunggulan Film ini adalah film ini sarat dengan unsur pendididkan yang sangat inspiratif, terdapatbanyak nilai moral bagi kehidupan, di bumbui dengan unsur-unsur komedi yang menimbulkan gelak tawa bagi penonton, dan bisa di jadikan sebagai motivasi bagi mereka yang menonton film ini.


RESENSI FILM TAARE ZAMEEN PAR

 RESENSI FILM TAARE ZAMEEN PAR

Judul film        : Taare Zameen Par
Genre              : Drama Edukasi
Productions     : Aamir Khan
Pemeran          : Darsheel Safary, Aamir Khan, Tanay Cheda, Sachet Engineer, Tisca Chopra, Vipin Sharma

SINOPSIS
Membaca merupakan samudra ilmu. Semuanya tak berarti tanpa pengorbanan seorang guru yang tak kenal lelah mengajarkan anak didiknya. Setiap anak memiliki tahapan proses yang berbeda dalam menyerap ilmu yang diperoleh. Mereka memiliki imajinasi dan kemampuan intelegensi yang berbeda, sebagaimana yang digambarkan  oleh film Taare Zameen Par bahwa setiap anak itu spesial.
Film Taare Zameen Par bercerita tentang seorang anak kelas 3 setingkat SD yang bernama Ishaan Nandkishore Awasthi. Seperti anak-anak seusianya, Ishaan sangat suka bermain. Namun tidak seperti anak-anak seusianya yang lain, Ishaan tergolong anak yang susah belajar, dianggap bodoh dan nakal. Tidak heran karena ia tidak pernah mengerakan Pekerjaan Rumah (PR), nilai ulangannya selalu di bawah rata-rata, ia juga kesulitan untuk membaca dan menangkap perintah dan kata-kata orang lain, setiap kata-kata dan tulisan yang dilihatnya seolah-olah tulisannya itu seperti menari-nari. Sebenarnya Ibunya, Maya Awasthi sering membantunya belajar. Dengan kesabaraannya ia membantu Ishaan mengulang pelajarannya, namun pada akhirnya Ibunya lelah karena lagi-lagi Ishaan salah dalam menulis. Ia selalu saja salah dalam menulis kata-kata. Misalnya seharunya ditulis table ia menulisnya dengan tabl kemudian ia menulisnya dengan tabel. Dan masih banyak kata-kata lain yang susah dimengerti. Selain itu ia juga kesulitan untuk mencerna perintah dari guru. Misalnya instruksi untuk membuka halaman 38, bab 4 paragraf 3, dia kesulitan untuk melakukannya. Namun dari kekurangan yang dimiliki, dia juga mempunyai kelebihan. Dia sangat pandai dan suka melukis.
Ishaan sangat berbeda dengan kakaknya, Yohan Awasthi. Yohan sangat cerdas di semua mata pelajaran termasuk olahraga yaitu tenis. Selama sekolah Ishaan juga menjadi bahan ejekan temen-temenya. Bahkan gurunya pun juga sering memarahinya karena dia mempunyai kekurangan tersebut.Mengetahui kondisi tersebut Ayahnya, Nandkishore Awasthi mendaftarkannya untuk mengikuti program asrama.
Di asrama pun tidak ada perubahan yang berarti. Justru keadaan Ishaan yang semakin terpuruk. Selain ia tidak mau sekolah di asrama, guru-guru di asrama tersebut lebih galak dibandingkan sekolah sebelumnya. Ishaan masih sering menerima hukuman keluar kelas, nilainya masih di bawah rata-rata. Bahkan ia juga mengalami hukuman dipukul menggunakan penggaris oleh guru mata pelajaan Seni yang bernama Holkar. Ishaan sebenarnya telah berusaha, tetapi semakin ia berusaha semakin bingung. Ia merasa tulisan yang ia baca bergerak-gerak sehingga ia tidak bisa membaca. Tekanan dari guru dan ejekan dari teman-temannya semakin menekannya. Bahkan membuatnya tidak mau menggambar lagi.
Kemudian datang seorang guru kesenian pengganti sementara yang bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan). Guru baru ini mempunyai cara mendidik yang baru, tidak seperti guru lain yang mengikuti norma yang ada dalam mendidik anak-anak, Ram membuat mereka berpikir keluar dari buku-buku dan imajinasi mereka. Setiap anak di kelasnya merespon dengan antusias yang besar kecuali Ishaan. Ram kemudian berusaha untuk memahami Ishaan dan masalah-masalahnya. Ram menyadari bahwa Ishaan menderita penyakit penderitaan anak diseleksia, sebuah kesulitan dalam membaca, menulis dan menghitung. Ram menyadari kondisi Ishaan karena dulunya ia pun mengalami gejala disleksia. Padahal, sebenarnya seseorang yang mengalami disleksia memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi. Jika tak diasah dengan kesabaran dan keterampilan dalam mendidik, maka sang anak akan terus terjerat dalam ketidaktahuan dalam membaca dan menulis. Dia memberikan  contoh profil tokoh yang mengalami disleksia seperti Albert Einsten, Leonardo da Vinci, Pablo Picasso, Muhammad Ali, Walt Disney, Thomas Alfa Edison dan masih banyak lagi lainnya. Ia mecontohkan tokoh-tokoh dunia yang mengalami disleksia sehingga melejitkan semangat Ishaan dalam belajar. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan Ram berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang. Ia mampu mengajak anak didiknya itu memahami dan menyeberangi lautan ilmu dengan proses yang menyenangkan.
Ram pulalah yang menyadarkan orang tua Ishaan bahwa anaknya mengalami disleksia. Setelah menemui orang tua Ishaan, Ram kemudian memohon kepada Kepala Sekolah (asrama) agar Ishaan diberikan kemudahan dan tidak dikeluarkan. Dimana ia nantinya yang akan membantu Ishaan agar dapat membaca dan juga menulis. Kemudian untuk meningkatkan kepercayaan diri Ishaan dan memperlihatkan kelebihan Ishaan dalam melukis, Ram mengadakan lomba melukis bagi guru dan murid di asrama tersebut.
Ishaan keluar sebagai pemenang. Hasil lukisannya dan juga lukisan Nikumbh dipakai sebagai sampul buku tahunan sekolah tersebut. Selain itu di akhir sekolah, nilai-nilai Ishaan pun tidak lagi di bawah rata-rata. Ia sudah mampu bersaing dengan teman-temannya.

KESIMPULAN
Jadi setelah saya menonton film tersebut bahwa ada pelajaran yang kita dapat dalam mendidik seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus. Dalam mendidik anak yang memiliki kebutuhan khusus yang pertama harus dimiliki adalah sikap sabar untuk mendidik anak tersebut. Jangan sampai anak tersebut merasa kurang percaya diri oleh keadaannya.  Dan dalam mendidiknya pun harus memiliki cara yang menarik dalam mengak belajar  untuk anak tersebut, agar anak tersebut dapat memiliki rasa kesenangan dalam belajar. Contohnya pada film tersebut, di film tersebut anak yang memiliki kebutuhan khusus cara mengajak belajar anak tersebut dengan menggunakan hobi anak tersebut. Sehingga anak tersebut merasa senang dalam kegiatan belajarnya dan tidak merasa tertekan.

Sesungguhnya anak yang memiliki kebutuhan khusus mempunyai kecerdasan diatas rata-rata orang yang normal. Maka dari itu janganlah merendahkan orang yang memiliki kebutuhan khusus.  

Sabtu, 27 Desember 2014

Resensi Film The Fighter

Resensi Film The Fighter

 
“Kombinasi kisah nyata, penyutradaraan dan akting yang luar biasa, menjadikan The Fighter salah satu yang terbaik di genre-nya.”

DATA FILM
  • Judul Film: The Fighter
  • Genre: Biografi – Drama – Sport
  • Sutradara: David O. Russell
  • Produser: David Hoberman – Todd Lieberman – Ryan Kavanaugh – Mark Wahlberg – Dorothy Aufiero
  • Penulis Skenario: Scott Silver – Paul Tamasy – Eric Johnson
  • Studio Produksi: Closest to the Hole Productions – Fighter – Mandeville Films – Relativity Media – The Weinstein Company
  • Distributor: Paramount Pictures
  • Negara: Amerika
  • Bahasa: Inggris
  • Durasi: 115 menit
  • Tanggal Rilis: 10 Februari 2011 (Indonesia)
  
PEMERAN UTAMA
  • Mark Wahlberg sebagai ‘Irish’ Micky Ward
  • Christian Bale sebagai Dick “Dicky” Eklund
  • Amy Adams sebagai Charlene Fleming
  • Melissa Leo sebagai Alice Ward
  • Mickey O’Keefe sebagai Dirinya sendiri
SINOPSIS
The Fighter sendiri selain sebuah boxing movie juga adalah biopik kisah nyata yang berpusat kepada kehidupan “Irish” Micky Ward dan saudara tirinya, Dicky Eklund pada awal tahun 80′an. Micky adalah pentinju potensial yang harus hidup dalam bayang-bayang sang kakak, Dicky, mantan petinju yang namanya terkenal karena pernah mengkanvaskan seorang Sugar Ray Leonard. Micky, seperti kebanyakan penduduk kota kecil, Lowell, Massachusett, menganggap Micky adalah sosok pahlawan, sosok yang  dihormati dan disegani karena kesuksesan di masa lalunya, meskipun kini  pada kenyataannya kehidupan pria 41 tahun itu tidak lebih dari seorang pecundang yang terjebak dalam lingkaran narkoba.
Bersama sang ibu, Alice, Dicky menjadi pasangan menejer-pelatih bagi Micky yang sayangnya hingga usianya yang menginjak 30 tahun tidak membuat perubahan berarti bagi karier bertinjunya. Setelah beberapa kali mengalami kekalahan dan berawal dari pertemuannya dengan seorang gadis penjaga bar Charlene, mata Micky mulai sedikit demi sedikit terbuka.  Jika ingin kariernya sukses Ia harus berani melepaskan dirinya dari pengaruh keluarganya, khususnya Dicky dan Alice. Jelas bukan pilihan yang mudah, namun setiap keberhasilan terkadang dibutuhkan sebuah pengorbanan.