Polri: Polsek Masih Jadi Target Teroris Petugas di Satuan Kecil Seolah Jadi Target.
VIVAnews
- Sebuah bom rakitan ditemukan di halaman Polsek Pasar Kliwon,
Surakarta, Selasa 20 November 2012 sekitar pukul 03.40 WIB dini hari.
Mabes Polri menyatakan temuan itu adalah indikasi bahwa jaringan teroris
masih mengincar petugas kepolisian.
"Ada
upaya menargetkan petugas-petugas yang berada di satuan-satuan kecil
apakah pos, polsek. Kemarin di Poso, kapolsek ditembak, karena mereka
sudah hitung jumlahnya kecil," kata Kepala Biro Penerangan Mabes Polri,
Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa 20 November 2012.
Boy
mengakui pos polisi dan polsek merupakan bagian paling rawan yang dapat
diserang kelompok teroris. Karenanya dia kembali mengingatkan petugas
di sana untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kalau kantor polisi yang besar kemungkinan akan semakin banyak petugas yang mengetahui dan siaga," ujarnya.
Bom
rakitan yang dibungkus plastik berwarna hitam itu berisi tabung gas 3
kg dan sejumlah perangkat atau material bom lainnya seperti black
powder, bahan kimia, kabel, dan batrei. Barang tersebut pertama kali
ditemukan oleh seorang pedagang bernama Tarmo (sebelumnya disebut
Sarmo).
"Barang
dibawa ke kantor Gegana untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut. Untuk
bahan campuran kimia dibawa ke laboratorium forensik," kata Boy.
Sebelumnya,
dini hari tadi, warga Solo di sekitar Keraton dikejutkan dengan sebuah
benda yang ditemukan Sarmo, pedagang angkringan di Kawasan Pasar Kliwon.
Benda tersebut diduga bom yang dirakit dengan tabung gas.
Saat
sedang menyiapkan dagangannya, mata Tarmo tertumbuk pada sebuah
bungkusan plastik besar yang diletakkan di kursi panjang tempat
pembelinya biasa duduk. Setelah bungkusan itu dibuka, ternyata Sarmo
melihat isinya ternyata tabung gas hijau berukuran 3kg yang bagian
atasnya terdapat lilitan kabel. Sarmo pun segera melaporkan temuannya
itu kepada petugas jaga di Polsek Pasar Kliwon. (umi)
Opini:
Teroris bukanlah penjahat, tetapi orang yang salah dalam memaknai ISLAM
sesungguhnya, dan salah menggunakan agama ISLAM sebagai syaratuntuk
jihad.
Pada awalnya, teroris di indonesia muncul karena adanya sekelompok
orang yang mengaku sedang berjihad di jalan ALLAH untuk memerangi kaum non
muslim, yang dianggap mereka ini adalah musyrik. hal teroris ini
ditangani langsung oleh pihak kepolisian khusus yaitu DENSUS 88. Teroris
dianggap sebagai musuh masyarakat dan membahayakan keamanan negara. Tetapi, pendek cerita, sekarang Teroris malah melancarkan aksinya bukan
di tempat-tempat seperti gereja, bar. Tetapi, sekarang mereka mengincar
pos - pos kepolisian. Mereka menganggap bahwa polisi adalah penghambat
mereka untuk berjihad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar