Selasa, 27 November 2012

Rokok dalam Kehidupan Remaja

Rokok dalam Kehidupan Remaja
Penulis : Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional


SEKUMPULAN anak muda berkumpul, bernaung dalam suatu komunitas merupakan hal lumrah yang terjadi dewasa ini.  Tindakan sosialisasi yang timbul akibat perkembangan hormon remaja yang semakin menggebu-gebu dalam diri mereka memaksa mereka harus berbaur dan berkumpul bersama teman sebayanya. 


Memang masa remaja adalah masa transisi, masa peralihan dimana anak-anak akan tumbuh kembang menjadi dewasa. Namun justru masa remaja inilah yang paling harus diwaspadai karena pada fase inilah emosi dan pemikiran mereka masih cenderung labil dan mudah terpengaruh hal-hal yang mereka anggap menarik ataupun keren.

Masa coba-coba, mereka akan mencoba hal baru yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan sewaktu masih dalam masa anak-anak. Namun justru hal coba-coba inilah yang banyak mendatangkan masalah terhadap perkembangan psikis maupun pemikiran remaja tersebut. Ambil contoh pada masa remaja ini mereka sudah mulai mengenal apa itu rokok. Bagi orang tua merokok merupakan hal yang biasa, namun bila dilakukan oleh anak-anak muda akan terkesan keren. Itulah yang ada didalam pikiran para remaja, sesuatu yang dianggap tidak boleh dilakukan akan menjadi terlihat keren bila mereka melakukannya. Terjadilah apa yang namanya remaja merokok, dari yang awalnya hanya sekedar untuk gaya hingga pada akhirnya ada yang sampai ketagihan dan sulit untuk berhenti merokok.

Merokok ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai lambang kedewasaan, merujuk kalau pangsa pasar rokok itu adalah para orang dewasa. Hal inilah yang menimbulkan dorongan dalam diri remaja untuk mencobanya. Remaja ingin membuktikan kalau mereka bukanlah anak-anak lagi, mereka merasa sekarang adalah orang dewasa makanya mereka meniru apa yang banyak dilakukan orang dewasa, contoh mudahnya dan paling umum ya merokok. Selain mudah didapat, harga rokok yang masih dalam jangkauan kantong pelajarpun menjadi pendongkrak maraknya para remaja merokok. Walaupun sudah ada himbauan kalau rokok tidak untuk anak dibawah 17 tahun namun itu saja belum cukup menekan peredaran pasar rokok dikalangan remaja. Para penjual rokok ini seolah tidak memperdulikan larangan ini, padahal jelas sekali kalau tindakan mereka ini sama saja ikut merusak generasi penerus bangsa.

Peredaran rokok ini memang mencemaskan banyak pihak, terutama untuk kalangan ibu-ibu yang takut anaknya akan mudah mendapatkan rokok.  Kontribusi rokok pada pola hidup sehat dikalangan usia anak cukup memprihatinkan. Indonesia sebagai sebuah negara dengan penduduk lebih dari 300 juta orang, menjadi salah satu pangsa pasar potensial dari bisnis rokok. Data riset kesehatan tahun 2007 , usia perokok pada usia 15-19 tahun mencapai 4,2 juta. Dari angka tersebut 7 % usia perokok adalah sekolah dasar (SD), 16 % usia sekolah menegah pertama (SMP), sedangkan usia sekolah menegah atas sebanyak 24%. Tingginya jumlah perokok usia anak-anak tidak lepas dari pengaruh iklan rokok, perilaku orang dewasa dan kemudahan untuk memperoleh rokok.
Tanpa disadari Media memegang peran penting terhadap perkembangan para remaja untuk mengkonsumsi rokok. Entah media elektronik atau media cetak, rokok selalu menjadi penyokong dana segar bagi kelangsungan program dan acara mereka. Kita lihat saja di setiap acara yang ada di televisi terutama acara-acara olahraga pasti terselip iklan rokok disaat jeda tayangnya, walaupun sekarang sudah ada regulasi yang mewajibkan kalau iklan rokok tidak boleh tayang dalam media televisi bila belum diatas jam 10 malam. Tapi tetap saja itu tidak bisa mencegah para remaja, yang kebanyakan memang penggemar acara olahraga ini mendapatkan informasi mengenai rokok tersebut.

Selain program olahraga, masih ada juga konser musik yang mendatangkan artis dan penyanyi dari luar negeri yang sponsornya justru berasal dari produsen rokok. Para promotor ini seharusnya tahu kalau sasaran mereka menggelar acara konser musik ini adalah para remaja, namun mereka tetap menggandeng para produsen rokok sebagai partner sponsornya. Tentu saja ini menjadi pemasaran yang amat efektif buat para produsen rokok tersebut karena semua produk mereka akan senantiasa ada selama acara konser tersebut, dan otomatis para remaja yang menonton konser tersebut mau tidak mau akan melihat produk-produk rokok tersebut.

Pertumbuhan mini market yang pesat, khususnya dikalangan kota besar seperti Jakarta juga ikut mendongkrak penyebaran rokok di kalangan pelajar. Warung-warung kecilpun juga tak ketinggalan, mereka seolah menutup mata bila ada dari kalangan pelajar yang membeli rokok di warung mereka. Ini terjadi karena bagi warung kecil seperti itu, rokok justru jadi ujung tombak jualan mereka yang laris manis di lingkungan sekitar entah pembelinya orang dewasa atau pelajar. Itu karena rokok sendiri merupakan barang yang sangat ekonomis, barang dengan perputaran modal yang paling cepat kembalinya.

Pemerintah sendiri sebenarnya sudah coba menekan laju pertumbuhan pangsa rokok di Indonesia ini, namun apa lacur itu tidak berhasil. Perlu diketahui kalau industri rokok di Indoensia banyak menyumbang pendapatan negara dan jumlahnya itu sangatlah besar. Pada tahun 2004 rokok mampu menyumbang devisa Negara sebesar Rp.16,5 Triliun sedangkan pada tahun 2011 sumbangan dari cukai rokok mencapai Rp. 62,759 Triliun. Dari data tersebut terlihat ada trend kecenderungan meningkatnya pendapatan yang diperoleh dari industri rokok.

Industri rokok di Indonesia memang menjanjikan, namun efek samping yang ditimbulkan semakin merajalelanya peredaran rokok di kalangan pelajar membuat tingkat hidup sehat di kalangan remaja menjadi sangat rendah. Tingginya angka perokok pada usia muda ini tidak saja berdampak pada buruknya kualitas kesehatan, namun juga akan berdampak pada masalah sosial dan ekonomi. Mahalnya harga rokok, seiring mengikuti perkembangan zaman akan membawa remaja untuk melakukan hal yang seharusnya tidak perlu mereka lakukan sebagai seorang pelajar, seperti mencari pekerjaan sambilan atau malah mengamen dipinggir jalan. Atau bahkan mereka akan melakukan pekerjaan yang bisa saja menyimpang secara sosial dan yang terburuk mereka akan melakukan tindakan yang melawan hukum hanya untuk mendapatkan uang membeli sebungkus rokok.

Perlu diadakan semacam sosialisasi di masyarakat tentang bahayanya rokok, terutama bila dikonsumsi oleh anak dibawah umur. Tingginya jumlah jumlah perokok dikalangan anak dan remaja terjadi karena belum adanya kedewasaan dalam pola pikir secara sosial walaupun secara fisik telah menunjukkan kematangan. Kondisi ini menjadikan para remaja harus mempelajari lebih dalam mengenai norma dan nilai yang ada didalam masyarakat. Karena tidak seimbangnya pertumbuhan biologis dengan pertumbuhan mental dari setiap individu sehingga peran keluarga dan teman dalam membimbing mereka menuju proses pendewasaan pada fase remaja ini sangat penting untuk menghindarkan mereka dari kebiasaan merokok.

Sekolah harus berperan penuh terhadap pencegahan kebiasaan merokok dikalangan siswanya. Harus diadakan semacam kegiatan penyuluhan yang melibatkan siswa dengan institusi-institusi terkait agar siswa mendapatkan informasi yang benar dan bermanfaat tentang bagaimana menghindari rokok. Dan jangan lupa untuk ditekankan kepada para siswa kalau rokok itu adalah pintu masuk bagi narkotika, jadi biar siswa tahu sekali mencoba rokok maka akan berlanjut mencoba narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

Beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah para remaja merokok:

1. Memahami apa yang menyebabkan remaja merokok. Harus dipahami betul mengapa anak mulai merokok, jangan langsung menghakimi. Bisa saja ada suatu permasalahan dalam diri mereka sehingga mereka memilih rokok sebagai pelarian. Pahami dahulu alasan mereka merokok lalu mulailah pendekatan agar bisa dicarikan cara pencegahannya.
2. Selalu ingatkan untuk tidak merokok. Jangan pernah bosan mengingatkan anak untuk jangan merokok, jauhi rokok karena rokok hanya membawa keburukan.
3. Berikan contoh yang baik. Kondusifkan suasana didalam rumah, tak perlu ada contoh buruk yang berasal dari orang tua. Bila anak merasa nyaman dengan kehidupan di rumah maka akan semakin menjauhkan mereka dari pengaruh rokok.
4. Tekankan kalau rokok bisa mengakibatkan kecanduan. Anak harus tahu apa buruknya bila mereka telah terjangkit rokok. Resiko kecanduan dan penyakit dalam lainnya senantiasa mengintai bagi siapa saja yang merokok, karena itu perlu diingatkan tentang bahayanya rokok.
Bila remaja sudah mulai merokok maka hindari yang namanya ancaman pada anak, percayalah kalau ancaman atau kemarahan terhadap anak justru akan membuat anak semakin tertekan dan malah mungkin anak akan mulai melangkah lebih jauh dari hanya mencoba rokok menjadi coba-coba soal narkotika. Bicarakan dengan baik dan tanpa perlu ada emosi.


OPINI:
Setelah saya membaca artikel diatas, saya berpendapat bahwa pada remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing, tidak hanya para lelaki saja yg merokok tetapi para wanitanya juga ikut merokok. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatar belakangi merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs) dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permission beliefs/positive) (Joemana, 2004). Cara untuk mencegah merokok itu sangat sulit, karena harus dibutuhkan sosialisasi, dan harus ada campur tangan dari pemerintah, warga sekitar dan orang tua. Jika orang tuanya saja sudah terbiasa dengan tingkah laku anaknya yang merokok, bagaimana kita dapat mencegahnya. Jadi, pemerintah harus ikut turun tangan dalam mencegah rokok dalam kehidupan remaja. Dan harus ada cara penanggulangannya dan harus menekan tingkat peredaran rokok. 

Selasa, 20 November 2012

Polsek Masih Jadi Target Teroris Petugas di satuan kecil seolah jadi target.

 Polri: Polsek Masih Jadi Target Teroris Petugas di Satuan Kecil Seolah Jadi Target.

VIVAnews - Sebuah bom rakitan ditemukan di halaman Polsek Pasar Kliwon, Surakarta, Selasa 20 November 2012 sekitar pukul 03.40 WIB dini hari. Mabes Polri menyatakan temuan itu adalah indikasi bahwa jaringan teroris masih mengincar petugas kepolisian.

"Ada upaya menargetkan petugas-petugas yang berada di satuan-satuan kecil apakah pos, polsek. Kemarin di Poso, kapolsek ditembak, karena mereka sudah hitung jumlahnya kecil," kata Kepala Biro Penerangan Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa 20 November 2012.

Boy mengakui pos polisi dan polsek merupakan bagian paling rawan yang dapat diserang kelompok teroris. Karenanya dia kembali mengingatkan petugas di sana untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kalau kantor polisi yang besar kemungkinan akan semakin banyak petugas yang mengetahui dan siaga," ujarnya.

Bom rakitan yang dibungkus plastik berwarna hitam itu berisi tabung gas 3 kg dan sejumlah perangkat atau material bom lainnya seperti black powder, bahan kimia, kabel, dan batrei. Barang tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang pedagang bernama Tarmo (sebelumnya disebut Sarmo).

"Barang dibawa ke kantor Gegana untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut. Untuk bahan campuran kimia dibawa ke laboratorium forensik," kata Boy.
Sebelumnya, dini hari tadi, warga Solo di sekitar Keraton dikejutkan dengan sebuah benda yang ditemukan Sarmo, pedagang angkringan di Kawasan Pasar Kliwon. Benda tersebut diduga bom yang dirakit dengan tabung gas.
Saat sedang menyiapkan dagangannya, mata Tarmo tertumbuk pada sebuah bungkusan plastik besar yang diletakkan di kursi panjang tempat pembelinya biasa duduk. Setelah bungkusan itu dibuka, ternyata Sarmo melihat isinya ternyata tabung gas hijau berukuran 3kg yang bagian atasnya terdapat lilitan kabel. Sarmo pun segera melaporkan temuannya itu kepada petugas jaga di Polsek Pasar Kliwon. (umi)



Opini: 
  Teroris bukanlah penjahat, tetapi orang yang salah dalam memaknai ISLAM sesungguhnya, dan salah menggunakan agama ISLAM sebagai syaratuntuk jihad.
  Pada awalnya, teroris di indonesia muncul karena adanya sekelompok orang yang mengaku sedang berjihad di jalan ALLAH untuk memerangi kaum non muslim, yang dianggap mereka ini adalah musyrik. hal teroris ini ditangani langsung oleh pihak kepolisian khusus yaitu DENSUS 88. Teroris dianggap sebagai musuh masyarakat dan membahayakan keamanan negara. Tetapi, pendek cerita, sekarang Teroris malah melancarkan aksinya bukan di tempat-tempat seperti gereja, bar. Tetapi, sekarang mereka mengincar pos - pos kepolisian. Mereka menganggap bahwa polisi adalah penghambat mereka untuk berjihad.

Selasa, 06 November 2012

PT KAI Commuter Jabodetabek Tambah 10 Unit KRL


PT KAI Commuter Jabodetabek Tambah 10 Unit KRL

JAKARTA--MICOM: PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (KCJ) kembali mendatangkan 10 Unit KRL Seri 6000 yang akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/10) ini. 

Kedatangan KRL ini merupakan program penambahan unit kereta pada 2012 dengan target 90 unit KRL. Dengan penambahan tersebut, total yang telah dibeli sejak 2008 sebanyak 288 Unit KRL. 

Adapun, PT KCJ mendatangkan 20 unit KRL Seri 6000 tiba pada April 2012, 10 unit KRL Seri 6000 tiba pada Mei 2012, 20 Unit KRL Seri 6000 tiba pada 24 September 2012, 10 Unit KRL Seri 6000 tiba pada 14 Oktober 2012, 10 Unit KRL Seri 6000 tiba pada 31 Oktober 2012, dan 20 Unit KRL Seri 6000 diperkirakan tiba pada November 2012 

Manager Komunikasi Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa mengatakan penambahan unit kereta dilakukan untuk memperbaiki layanan KRL kepada masyarakat, khususnya di bidang penyediaan sarana. 

"Begitu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, 10 unit KRL itu akan dirangkai di Stasiun Pasoso dan diberangkatkan ke Stasiun Tanjung untuk penempatan sementara," kata Eva di Jakarta, hari ini. 

Program pengadaan akan dilakukan setiap tahun hingga akhir 2019, Sehingga program pemerintah untuk mengangkut penumpang sebanyak 1,2 juta penumpang per hari dapat terwujud di akhir tahun 2019 dengan dukungan sebanyak 1.440 unit kereta. 

Realisasi program 1,2 juta penumpang akan diikuti dengan peningkatan kapasitas prasarana seperti stabling (tempat parkir KRL), penambahan gardu listrik termasuk penambahan daya listrik, perbaikan persinyalan, peninggian dan perpanjangan peron serta penambahan kapasitas perawatan sarana (Dipo perawatan sarana).
 

Opini:

Menurut saya, rencana PT KAI sudah sangat bagus. Karena dengan adanya penambahan kereta jadi setiap orang bisa menikmati kereta tanpa harus berdesak-desakan dan tanpa harus naik kereta diatas atap kereta seperti biasanya. Dan jika ada kenaikkan tiket kereta, seharusnya PT KAI memberi informasi terlebih dahulu kepada para penumpang sebelum kenaikkan tiket kereta tersebut terlaksana, dan setiap harinya harus di cek up kembali kereta yang rusak. Agar para penumpang tidak kecewa dengan sarana prasarana yang telah diberikan PT KAI kepada masyarakat yang menggunakan kereta. Dan para penumpang juga jangan hanya memberikan komentar yang negatif saja, seharusnya penumpang memberikan komentar yang positif.